Friday, May 8, 2009

Memilih Pasangan Hidup Yang Seiman

Hari ini ada 3 orang yg mengirimiku renungan ttg memilih pasangan hidup yg seiman. Hihihi.... kok bisa tau ya aku sedang bergumul dgn hal satu ini. Jadi menggelitikku utk berbagi satu kisahku berkaitan dgn renungan ini.

Aku pernah dekat dgn seseorang yg berbeda iman. Well, dlm banyak hal aku ngerasa dia bisa melengkapi aku (secara sifat & karakterku dgn dia bertolak belakang), tapi aku tau hati kecilku gak bisa bohong. Tetap saja perbedaan iman itu jadi halangan terbesar. Aku pernah berusaha utk kompromi, spt yg orang2 bilang padaku, "Ah, cuma perbedaan yg gak seberapa gede kok. Masa gitu aja loe gak bisa kompromi?" Demi rasa cintaku padanya (cie...), aku jalani hubungan itu. Tapi makin lama aku makin undur dari Tuhan. Waktu2 doa & persekutuan pribadiku dgn Tuhan jadi kacau. Aku gak tau kenapa....smp suatu hari aku sadar bhw aku gak bisa memaksakan semuanya ini lagi.... Kami gak akan bisa jadi "satu" selama kami masih jalan dlm iman kami masing2. Mamiku pernah bilang, "Suatu keluarga yg dibangun tidak berdasarkan satu landasan iman yg kuat, itu akan lebih susah utk bertahan menghadapi badai apapun." Hm...apa yg dikatakan mami itu bener sih, secara aku liat itu di keluarga besarku. Mereka yg menikah tidak dengan pasangan yg seiman, dlm perjalanan pernikahan mereka banyak yg kandas di tengah jalan, diwarnai percekcokan yg gak ada habisnya, bahkan ada yg smp berimbas pada kehidupan anak2 mereka. Sungguh memprihatinkan.


Saat aku harus melepaskan dia, jujur....aku gak pernah tau apakah ke depannya ada jaminan bhw aku akan dpt seseorang yg lebih baik drpd dia ato ada seseorang yg akan mencintai & menghargaiku lebih drpd dia? Tuhan gak ngomong apapun ttg itu. Gak ada yg tau sih...tp aku yakin kok apapun yg terjadi nanti, semua ini emang yg terbaik buat aku. Yah, meskipun caranya menyakitkan & meninggalkan luka yg cukup dalam, tapi setidaknya aku tau ini memang jalan yg terbaik. Walo beberapa orang mencela aku, "Ya ampyun, masa gitu aja loe gak bisa kompromi sih? Inget umur donk. Emang mo jadi perawan tua?" Kata2 itu sungguh menyakitkan. Tapi tiap kali aku terima penghinaan itu, aku kembalikan semuanya ke Tuhan. Yg jelas aku tau satu hal, aku sudah ada di jalan yg benar dgn tidak berhubungan lagi dgnnya. Perkara nanti aku dapat pasangan ato enggak, hm....semuanya aku serahkan ke Tuhan. Meski aku gak ada pasangan....ada Tuhan Yesus yg gak pernah pergi dari hidupku. Buatku itu lebih penting drpd aku dapat pasangan, tapi aku kehilangan hubunganku dgn Tuhan Yesus. Aku tau gimana rasanya "kering" di dalam hati ketika aku kehilangan Dia yg selama ini bersamaku. Aku ingat tanteku pernah bilang gini sebelum meninggal, "Dek, apapun yg terjadi, jgn tinggalin imanmu ke Tuhan Yesus demi pasangan hidup ya..." Aku ngerti kok apa maksud kata2nya itu. Lagian aku selalu pengen apa yg tertulis dalam Joshua 24:15b itu digenapi di hidupku
"But as for me and my house, we will serve The Lord". Gimana itu bisa terjadi kalo aku memilih pasangan yg gak seiman?

Dengan pengalamanku itu, aku belajar satu hal…..lebih baik sakit kehilangan pasangan drpd aku harus kehilangan Tuhan Yesus demi pasangan hidup. Aku mungkin gak bisa bilang gitu kalo aku gak ngalami gimana rasanya ada di persimpangan jalan, cinta mana yg harus aku pilih : dia ato Tuhan? Aku tau meski beberapa temanku memilih cinta laki2 yg sekarang jadi suami mereka & melepaskan iman mereka pada Tuhan Yesus, meski aku lihat kehidupkan mereka baik2 saja dgn pilihannya itu, aku gak mau mengikuti jejak mereka. Aku sudah memilih kepada siapa aku mempercayakan hidupku & aku tau pilihanku ini benar. Tentang masalah pasangan hidupku, kita lihat saja nanti…Hehehe.....


Have a blessed day.
Gbu


with love and pray,
Vega (^_^)


No comments: